Sunday, April 11, 2010

Uang Rokok

DONT SMOKING Pictures, Images and Photos

Buat orang yang tinggal di daerah pedalaman [baca: kampung] seperti saya ;), mengirim paket via titipan kilat merupakan hal yang cukup repot, belum lagi saya tidak bisa naik motor, wehehe .. jadinya yaa musti naik angkot atau minta tolong sama sepupu saya tiap dia mau berangkat kuliah. Untuk mengatasi kerepotan tersebut, akhirnya muncullah ide brillian (hoekss..) untuk menitip paket lewat kurir yang bertugas. Naaah, kebetulan kemarin saya bertemu dengan bapak kurir yang sedang mengantar paket katalog Oriflame dari up*line saya, langsung saja saya bilang ke bapak kurir, "Pak, saya boleh ga titip paket sewaktu-waktu, syaratnya apa ya pak? harus ada minimal ongkir ga?" tanya saya. Bapak kurir menjawab, "Bisa bu, ini no HP saya, SMS sebelum jam 11 ya bu, syaratnya .. cukup uang rokok lah". Saya tersenyum kecut dan menjawab, "Jangan uang rokok ya pak, uang nasi ajah biar kenyang". Bapak kurir mesem-mesem aja mendengar jawaban saya.

Istilah "Uang Rokok" sepertinya sudah menjadi kultur masyarakat ketika hendak memberikan tip (uang tanda terima kasih). Saya pribadi kurang sepakat dengan istilah tersebut karena ketika seseorang berkata, ini Pak, sekadar uang rokok, otomatis dia sudah membantu Bapak tersebut untuk melakukan hal merokok. Sedangkan merokok itu merupakan perbuatan mubazir, laah duit kok dibakar, mendingan sini deh beli produk Oriflame (teteuppp..), sudah tau kan orang-orang yang mubazir itu temennya syaithan, syaithan itu tempatnya di neraka (ribet khan??). Blom lagi, merokok itu bisa merusak kesehatan, lah wong udah jelas-jelas kok ada di bungkus rokoknya, makanya binguuungg banget sama orang yang masih ngerokok, kesehatan itu khan sesuatu yang amat berharga setelah keimanan, ya ga sih?? ^^

Mulai sekarang, yook kita hapuskan budaya "Uang Rokok", gimana kalo diganti aja "Uang Permen"?? :D